Rabu, 04 Oktober 2017

Nilai Ekonomi Dari Sudut Pandang Islam

Nilai Ekonomi dan Budaya Islam


Pada zaman keemasan islam yaitu abad ke-7 sampai abad ke-14 ekonomi dan agama bersatu. Namun karena adanya revolusi industri dan produksi massal, seorang ahli ekonom mulai memisahkan kajian ekonomi dari agama. Sejak itu, sejarah keadaan dimana kajian ekonomi dan agama terus mendingin. Seorang ahli ekonomi menyadari bahwa menjauhkan hubungan kajian ekonomi dari agama merupakan sesuatu kelakuan yang salah dan tidak bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan seluruh manusia dan keselamatan alam semesta. Kajian ekonomi pada abad ini juga menolak pada pemikiran ilmu ekonomi yang menjaga keselamatan seluruh umat manusia dan alam semesta di muka bumi ini. Ilmu ekonomi merupakan bagian dari agama islam. oleh karena itu, Tingkah laku ekonomi merupakan suatu bagian dari tingkah laku manusia dan ilmu ekonomi tidak mungkin dapat dijauhakn dari sistemnya yang digali melalui al-qur’an dan Hadits. Dengan demikian, ilmu ekonomi harus berasaskan dengan Iman. Seorang yang ingin kaya jika tidak berdoa kepada Allah maka usahanya akan sia-sia, begitupun sebaliknya, seorang yang ingin kaya jika tidak berusaha maka tidak ada gunanya, yang benar ialah berusaha disertai dengan doa, oleh karena itu agama dan ekonomi sangatlah berpengaruh. Tingkah laku manusia merupakan ibadah kepada Allah, dan kekayaan manusia merupakan alat untuk memenuhi keinginan dan kepuasan hidup agar dapat mengabdi lebih baik kepada allah. Kajian agama dan perkembangan ekonomi menggunakan dua pendekatan, yaitu: pendekatan pertama, kepercayaan atau golongan agama dan pada karakteristik moral, serta motifasi yang dihasilkannya. Pendekatan kedua, perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi suatu gerakan keagamaan yang muncul sebagai reaksi terhadap perubahan. Meskipun demikian, kedua pendekatan tersebut saling menyempurnakan satu sisi dengan sisi yang lain.

Load disqus comments

0 komentar